sendyandestal

Web Name: sendyandestal

WebSite: http://sendyandestal.blogspot.com

ID:216700

Keywords:

sendyandestal,

Description:

keywords:
description:
sendyandestal

Senin, 18 Februari 2013 BAB II
Baca selengkapnya Tidak ada komentar: Senin, 12 November 2012 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemilihan Alat Permainan Untuk Stimulasi Tumbuh Kembang Pada Anak Usia 1-3 Tahun di PAUD
BAB IPENDAHULUAN
1.1.Latar BelakangMasa balita merupakan salah satu periodepenting dalam tumbuh kembang anak, terutama pada usia 1-3 tahun,karena pada masa ini otak anakakan lebih cepat menyerap segala sesuatu yang diterima dari rangsangan luar(Mahmud, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan Montessorri, mengatakan bahwapertumbuhan dan perkembangan sel jaringan otak pada usia 3 tahun pertama sudahmencapai 80%. Pertumbuhan volume otak terjadi hanyasaat fase 1-3 tahun dan perkembangannya bersifat permanen. Sedangkan 20% sisanya akan terjadi padausia berikutnya dan bersifat meneruskan perkembangan yang telah terbentukketika usia 1-3 tahun. Oleh karena itu baik buruknya sikap anak, tinggirendahnya kecerdasan anak, aktif pasifnya kegiatan motorik anak, akan dibentukdan ditentukan ketika usia 1-3 tahun (Anwar, 2003). Artinya, bila pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan/stimulasiyang maksimal, maka otak anak tidak akan berkembang secara optimal (Suyadi,2009). Penggunaan alatbantu dalam kegiatan bermain pada usia 1-3 tahun dapat menjadi stimulusyang sangat diperlukan untuk merangsangperkembangan kognitif, motorik, kecerdasan, bahasa, dan adaptasi sosial(Suherman, 2010). Berbagai data dan penelitian menyatakan bahwa bermain dengan menggunakan alat bantu 70% lebihefektif dibandingkan dengan tidak menggunakan alat bantu untuk perkembanganotak anak di 3 tahun pertama usianya (Bermain Stimulus, 2010). Alatpermainan mempunyai peranan penting sebagai stimulus dalam mengoptimalkan pertumbuhan danperkembangan anak. Hasil penelitian Hurlock (1999) dalam Suyadi (2009),mengatakan bahwa alat permainan yang diberikan saat bermain dapat merangsangperkembangan yang utuh baik secara kognitif, motorik, intelektual, sosial,moral, dan emosional. Pemilihan alat permainan mempunyai pengaruh yang cukupbesar terhadap tumbuh kembang anak (Ronald, 2010). Kenyataannya saat ini, permainanyang menyebar di masyarakat lebih banyak didominasi permainan non-edukatifsehingga tidak sedikit mainan yang diproduksi dari pabrik memiliki fungsi yangkurang dalam menunjang tumbuh kembang anak. Alat permainan tersebut antara lainkartu bergambar, manusia karet, Videogames, mainan elektronik dan mainan yang berbasis komputerlainnya. Salah satu contoh permainan elektronik sepeti permainan berupapertarungan atau pertandingan/tinju, dengan gambar animasi pahlawan, hanya akanmenananamkan sifat-sifat kekerasan, sebab anak cenderung akan meniru apa yangdilihat. Kemudian permainan kartu bergambar hanya akan menanamkan sifat judidalam diri anak (Suyadi, 2009). Dalam memilih alatpermainan perlu diperhatikan unsur edukatif sehingga anak tidak hanya bermaintetapi juga belajar (Musbikin, 2010).Jika pemlilihan alat permainan yang diberikan tidak tepat, dapatmengganggu tumbuh kembang anak antara lain gangguan perkembangan emosi, sosial,motorik bahkan intelektualitasnya. Sebagai contoh, alat permainan video games hanya akan menumbuhkan sikapindividualis dan kurang kreatif karena terlalu sibuk dan asyik dengan dirinyasendiri tanpa ada waktu untuk bersosialisasi dengan orang lain (Prakoso, 2009).Hasil survei penelitian Keith Myer mengatakan bahwa sebesar 60%perkembangan emosi dan sosial anak dipengaruhi dari apa yang digunakan saatbermain (Soekresno, 2007). Kemudian gangguan pertumbuhan yang bisa terjadi,anak akan kurang tertarik padakegiatan yang lebih membutuhkan aktivitas fisik dan koordinasi motorik kasar.Hal ini dapat membuat anak kurang memiliki kesegaran jasmani yang baik yang dapat mempengaruhi postur tubuh. Misalnya menjadikegendutan, bungkuk, dan gerakan tidak gesit. Bila main terlalu lama dengan jarak penglihatan yangterlalu dekat dengan layar monitor (video games), kemungkinan dapat menimbulkan kelelahan fisikatau menganggu penglihatan (Mahmud, 2010). Data Riset Internasional tahun 2006 ketikadilakukannya Research Play and Physical Quotient atau RisetKemampuan fisik dan Bermain anak menunjukkan bahwa Indonesia menjadi urutanterendah dibandingkan Thailand, Vietnam dan Jepang. Dalam hal ini jugaterungkap bahwa aktivitas yang paling sering dilakukan anak-anak adalahmenonton TV daripada bermain dengan menggunakan alat permainan yang bersifatedukatif (Sriamin, 2006).Uraian data diatas kemungkinan disebabkan kurangnya pengetahuan dansikap orang tua, terutamaibu, yang mendukung tentang pentingnya pemilihan alatpermainan yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak terutama pada usia 1-3tahun ( Prasetyaningrum, 2009 ). Oleh karenaitu orang tua, terutama ibu, dalam memberikan kesempatan bermain perlumengklasifikasikan jenis dan bentuk permainan yang tepat sesuai dengan usiaanak. Artinya, dalam memilih permainan sebaiknya orang tua tidak asal memilihtetapi harus memperhatikan unsur edukatif yang terdapat dalam permainantersebut. Jika pemilihan alat permainan tidak sesuai dengan tahap usia anakmaka anak akan mengalami kesulitan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembanganyang optimal (Prakoso, 2009).Pendidikan AnakUsia Dini (PAUD) merupakan salah satu tempat bermain anak yang menggunakan alatpermainan. Anak- anak yang tercatat dalam kelompok bermain di PAUD Basoka,salah satu PAUD yang ada di kota Palembang, berjumlah 54 orang dimana 30 orangdiantaranya adalah anak usia 1-3 tahun. Hasil wawancara singkat penelititerhadap 10 orang ibu yang berada di PAUD Basoka Sukarame Palembang,menunjukkan bahwa 6 dari 10 ibu mengatakan, belum mengetahui alat permainanyang tepat dengan usia anaknya. Berdasarkan data di atas, peneliti tertarikuntuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemilihan alatpermainan untuk stimulasi tumbuh kembang anak usia 1-3 tahun di PAUD BasokaSukarame Palembang Tahun 2011.
1.1.1Rumusan MasalahPertumbuhan danperkembangan anak di usia 1-3 tahun perlu dioptimalkan dengan stimulasi yangtepat, salah satunya adalah dengan menggunakan alat permainan yang mampumerangsang perkembangan intelektual, emosional, motorik, dan sosial. Indonesia menjadiurutan terendah dibandingkan dengan Thailand, Vietnam dan Jepang dalam riset kemampuan fisik dan bermain anak. Hasil wawancara singkat yangdilakukan peneliti ditemukan sebanyak 60%ibu belum mengetahui alat permainan yang tepat dengan usia tumbuh kembanganak. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap orang tua terhadappemilihan alat permainan bagi anaknya adalah kurang sehingga rumusan masalahyang didapat adalah belum diketahuinya hubungan pengetahuan dan sikap ibuterhadap pemilihan alat permainan untuk stimulasi tumbuh kembang pada anak usia1-3 tahun di PAUD Basoka Sukarame Palembang Tahun 2011.
1.1.2.Pertanyaan PenelitianAdapun pertanyaan penelitian antara lain :1.1.2.1.BagaimanaGambaran Pemilihan Alat Permainan untuk Stimulasi Tumbuh Kembang pada Anak Usia1-3 Tahun di PAUD Basoka SukaramePalembang ?1.1.2.2.BagaimanaGambaran Pengetahuan Ibu terhadap Pemilihan Alat Permainan untuk StimulasiTumbuh Kembang pada Anak Usia 1-3 Tahun di PAUD Basoka Sukarame Palembang ?1.1.2.3.BagaimanaGambaran Sikap Ibu terhadap Pemilihan Alat Permainan untuk Stimulasi TumbuhKembang pada Anak Usia 1-3 Tahun di PAUD BasokaSukarame Palembang ?1.1.2.4.Adakah Hubungan Pengetahuan Ibu terhadapPemilihan Alat Permainan untuk Stimulasi Tumbuh Kembang pada Anak Usia 1-3Tahun di PAUD Basoka Sukarame Palembang?1.1.2.5.AdakahHubungan Sikap Ibu terhadap Pemilihan Alat Permainan untuk Stimulasi TumbuhKembang pada Anak Usia 1-3 Tahun di PAUD BasokaSukarame Palembang ?
1.2Tujuan Penelitian1.2.1. Tujuan UmumMengetahuiHubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemilihan Alat Permainan untukStimulasi Tumbuh Kembang pada Anak Usia 1-3 Tahun di PAUD Basoka SukaramePalembang Tahun 2011.
1.2.2.Tujuan Khusus1.2.2.1. Mengetahui Pemilihan Alat Permainan untukStimulasi Tumbuh Kembang pada Anak usia 1-3 Tahun di PAUD Basoka SukaramePalembang Tahun 2011.1.2.2.2. Mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu terhadap Pemilihan Alat Permainan untukStimulasi Tumbuh Kembang pada Anak Usia 1-3 Tahun di PAUD Basoka SukaramePalembang Tahun 2011.1.2.2.3. Mengetahui Gambaran Sikap ibu terhadapPemilihan Alat Permainan untuk Stimulasi Tumbuh Kembang pada Anak Usia 1-3Tahun di PAUD Basoka Sukarame Palembang Tahun 2011.1.2.2.4. Mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibuterhadap Pemilihan Alat Permainan untuk Stimulasi Tumbuh Kembang pada Anak Usia1-3 Tahun di PAUD Basoka Sukarame Palembang Tahun 2011. 1.2.2.5. Mengetahui Hubungan Sikap Ibu terhadapPemilihan Alat Permainan untuk Stimulasi Tumbuh Kembang pada Anak Usia 1-3Tahun di PAUD Basoka Sukarame Palembang Tahun 2011.
1.3.Manfaat PenelitianSemua hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebagaiberikut :1.3.1.Bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)Basoka Sukabangun PalembangHasil penelitianini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi bagi para pendidik dalammemilih alat permainan yang tepat untuk stimulasi tumbuh kembang pada anak usia1-3 tahun. Sebagai pihak pendidik diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitasmutu pendidikan. Dalam aplikasinya, diharapkan pendidik dapat mengedukasi orangtua dalam memilih alat permainan yangtepat bagi anaknya.
1.3.2.Bagi Profesi KeperawatanDiharapkan dapat menambah wawasan bagiprofesi keperawatan dalam menstimulasi tumbuh kembanganak dengan memilih alat permainan yang tepat dan dalam penerapannya dapatdilakukan pada anak sakit sebagai terapi terapeutik di rumah sakit.
1.3.3.Bagi PenelitiDiharapkan dapat menambahpengetahuan dan wawasan peneliti mengenai pentingnya memilih alat permainansebagai stimulasi tumbuh kembang anak khususnya pada usia 1-3 tahun. Menambah pengalaman dalam menerapkan ilmu yangtelah didapat di bangku kuliah untuk menunjang kesehatan anak dalam tumbuhkembangnya.
1.4.Ruang Lingkup PenelitianRuanglingkup penelitian ini adalah Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemilihan Alat Permainan untukStimulasi Tumbuh Kembang Anak Usia 1-3 Tahun di PAUD Basoka Sukarame PalembangTahun 2011.Subjek penelitian ini adalah semua Ibu yang mempunyai anak usia 1-3 Tahun yang anaknya tercatat dalam kelompok bermain di PAUD BasokaSukarame Palembang. Variabel Dependen adalahpemilihan alat permainan untuk stimulasi anak usia 1-3 tahun danvariabel independen adalah pengetahuan dan sikap ibu. Pengumpulan datadilakukan dengan instrumen pengumpulan data kuesioner. Penelitian dilakukan di PAUD Basoka Sukarame Palembang pada bulan Maret Juni 2011.






































BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Bermain dan Alat Permainan2.1.1.Pengertian BermainBermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperolehkesenangan/kepuasan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional,dan sosial (Wong, 2000). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bermain juga dapatdidefinisikan sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan hati dengan menggunakanalat tertentu atau tidak.Bermain juga dapat digunakan sebagaimedia untuk belajar karena dengan bermain anak akan belajar untukberkomunikasi, menyesuaikan diri, melakukan hal yang dapat dilakukan, mengenalwaktu, jarak, dan suara (Supartini, 2004).
2.1.2.Fungsi BermainMaksud dantujuan bermain adalah agar dapat diketahui perkembangan anak lebih lanjut,mengingat anak mempunyai berbagai masa dalam tumbuh kembang seperi masa kritis,optimal dan sensitif. Adapun fungsi bermain menurut Hidayat (2007), antaralain:
A. Membantu Perkembangan Sensorik dan MotorikFungsi ini dapat dilakukandengan rangsangan sensorik dan motorik. Melalui rangsangan ini, anak dapatmengeksplorasikan alam sekitarnya. Sebagai contoh, bayi dapat dilakukan denganrangsangan taktil, audio, dan visual sehingga perkembangan sensorik danmotoriknya meningkat. Sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsangvisualnya, dikemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol, seperticepat mengenal seseuatu yang baru dilihatnya. Demikian juga dengan pendengaran,apabila sejak bayi dikenalkan dengan suara-suara maka daya pendengaranyadikemudian hari akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan yang tidak adastimulasi sejak dini. Kemudian kemampuan motorik apabila sejak bayi kemampuanmotorik sudah dilakukan rangsangan, kemampuan motoriknya akan lebih cepatberkembang, seperti kemampuan menggenggam, menarik benda. Jadi rangsangan ataustimulasi yang dimaksud tersebut adalah melalui suatu permainan dan alatpermainan yang digunakan.
B. Membantu Perkembangan Kognitif (berpikir)Perkembangan kognitif dapatdirangsang melalui permainan baik yang mengunakan alat atau tidak. Hal inidapat terlihat pada saat anak bermain. Anak akan mencoba melakukan komunikasidengan bahasa anak, mampu memahami objek permainan, seperti dunia tempattinggal, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat bendayang digunakan dalam permainan sehingga fungsi dari bermain pada model ini akanmeningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.
C. Meningkatkan Sosialisasi AnakProses sosialisasi ini dapatterjadi melalui permainan. Sebagai contoh pada usia bayi, anak akan merasakankesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang memilikidunia yang sama. Pada usia todler, anak sudah mampu bermain dengan sesamanya.Kegiatan ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain. Kemudianbermain peran, seperti bermain berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seoranganak, jadi seorang bapak, dan lain-lain. Pada usia prasekolah, anak sudah mulaimenyadari akan keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukansosialisasi dengan teman dan orang lain.

D. Meningkatkan KreativitasAnak mulai belajar menciptakansesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang digunakandalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini,seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
E. Meningkatkan Kesadaran DiriDengan bermain dapatmemberikan kemampuan pada anak untuk eksplorasi tubuh dan merasakan dirinyasadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang salingberhubungan. Anak mau belajar mengatur perilaku dan membandingkan denganperilaku orang lain.
F. Mempunyai Nilai TerapeutikBermain dapat menjadikan dirianak lebih senang dan nyaman sehingga stress dan ketegangan dapat dihindarkan.Bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.
G. Mempunyai Nilai Moral pada AnakDengan bermain, anak mulaimampu belajar benar dan salah dari budaya di rumah, di sekolah, atau ketikaberinteraksi dengan temannya. Fungsi demikian dapat melalui permainan yangmemiliki aturan-auran yang harus dilakukan dan tidak boleh di langgar
2.1.3.Klasifikasi BermainAda beberapajenis permainan, ditinjau dari isi permainan dan karakter sosial (Supartini,2004) antara lain :A. Berdasarkan isi permainan1. Bermain Afektif SosialBermain ini akan menunjukkanadanya perasaan senang dalam berhubungan dengan orang lain, seperti ketika andamemeluk anak sambil berbicara, bersenandung, kemudian anak memberikan responseperti tersenyum, tertawa gembira, dan lain-lain. Sifat dari bermain iniadalah orang lain yang berperan aktif sedangkan anak hanya berespon terhadapstimulasi sehingga akan memberikan kesenangan dan kepuasan bagi anak.
2. Bermain Bersenang-senangTipe bermain ini hanyamemberikan kesenangan pada anak melalui objek yang ada sehingga anak merasasenang dan bergembira tanpa adanya kehadiran orang lain. Sifat bermain ini adalah tergantungdari stimulasi yang diberikan pada anak. Seperti bermain boneka-bonekaan,binatang-binatangan dan lain-lain.
3. Bermain KeterampilanBermain ini menggunakan objekyang dapat melatih kemampuan keterampilan anak. Diharapkan anak mampu untukberkreatif dan terampil dalam segala hal. Sifat permainan ini adalah aktifdimana anak selalu ingin mencoba kemampuan dalam keterampilan tertentu, sepertibermain dalam bongkar pasang gambar. Disini anak akan selalu dipacu untukselalu tampil dalam meletakkan gambar yang telah dibongkar, kemudian bermainlatihan memakai baju dan lain-lain.
4.BermainDramatikSesuai dengan sebutannya, padapermainan ini anak akan memainkan peran sebagai orang lain melaluipermainannya. Anak berceloteh sambil berpakaian meniru orang dewasa, misalnyaibu guru, ibunya, ayahnya dan lainnya. Apabila anak bermain dengan temannya,maka akan terjadi percakapan di antara mereka tentang peran orang yang merekatiru. Permainan dramatik ini dapat dilakukan apabila anak sudah mampuberkomunikasi dan mengenal kehidupan sosial.
B. Berdasarkan Karakter Sosial1. Bermain MenyelidikiBermain ini memberikansentuhan pada anak untuk berperan dalam menyelidikisesuatu atau memeriksa dari alat permainan, seperti mengocok atau mengetahuiisinya. Permainan ini bersifat aktif dan dapat digunakan untuk mengembangkankemampuan kecerdasan pada anak.
2. Bermain KonstruksiBermain ini bertujuan untukmenyusun suatu objek permainan agar menjadi sebuah konstruksi yang benar,seperti permainan menyusun balok. Sifat dari permainan ini adalah aktif dimanaanak selalu ingin menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam permainan dan dapatmembangun kecerdasan pada anak.
3. Bermain OnlookerPermainan ini adalah suatupermainan dengan cara melihat apa yang dilakukan oleh anak lain yang sedangbermain tetapi ia tidak berusaha untuk ikut bermain. Sifat dari permainan iniadalah pasif, akan tetapi anak akan mempunyai kesenangan atau kepuasantersendiri dengan melihatnya.
4. Bermain Soliter/MandiriBermain yang dilakukan secarasendiri hanya terpusat pada permainannya sendiri tanpa memperdulikan oranglain. Sifatnya adalah aktif, tetapi bentuk stimulasi tambahan kurang karenadilakukan sendiri. Dalam perkembangan mental, dapat membantu menciptakankemandirian pada anak.
5. Bermain ParalelBermain secara sendiri tetapidi tengah-tengah anak lain yang sedang bermain, tetapi tidak ikut dalamkegiatan orang lain. Sifat dari permainan ini adalah anak aktif secara sendiritetapi masih dalam satu kelompok. Dengan harapan, kemampuan anak dalammenyelesaikan tugas mandiri dalam kelompok tersebut terlatih dengan baik.
6. Bermain AsosiatifBermain secara bersama dengantidak mengikat sebuah aturan yang ada. Semuanya bermain, tanpa memperdulikanteman yang lain dalam sebuah aturan. Bermain ini akan menumbuhkan kreativitasanak karena ada stimulasi dari anak lain, tetapi belum dilatih dalam mengikutiaturan dalam kelompok.
7. Bermain KooperatifBermain dengan cara bersamadengan adanya aturan yang jelas, adanya perasaan dalam kebersamaan sehinggaterbentuk hubungan pemimpin dan pengikut. Sifat permainan ini adalah aktif.Anak akan selalu menumbuhkan kreativitasnya dan melatih anak pada peraturankelompok sehingga anak dituntut mengikuti peraturan.
2.1.4. Faktoryang Mempengaruhi Aktivitas BermainSupartini(2004), membagi faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain menjadi limabagian, antara lain :
A. Tahap Perkembangan AnakAktivitas bermain yang tepatdilakukan anak, yaitu sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak.Permainan anak usia bayi tidak lagi efektif untuk pertumbuhan dan perkembangananak usia sekolah. Demikian juga sebaliknya karena permainan merupakan alatstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu orang tua harusmampu mengetahui dan memberikan alat dan jenis permainan yang tepat untuksetiap tahapan tumbuh kembang anak.
B. Status Kesehatan AnakUntuk melakukan aktivitasbermain diperlukan energi. Hal ini bukan berarti anak tidak perlu bermain saatsedang sakit. Kebutuhan akan bermain pada anak sama halnya dengan kebutuhanbekerja pada orang dewasa. Pada saat kondisi anak anak sedang menurun atausakit, orang tua harus jeli dalam memilihkan permainan dan alat yang tepatuntuk digunakan dalam bermain yang dalam hal ini bukan asal alat bermain tetapiharus yang mempunyai nilai edukatif.
C. Jenis Kelamin AnakDalam melaksanakan aktivitasbermain tidak membedakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Semua alat permainandapat digunakan oleh anak laki-laki maupun perempuan untuk mengembangkan dayapikir, imajinasi, kreativitas, dan kemampuan sosial anak.
D. Lingkungan yang MendukungFasilitas bermain tidak selaluharus dibeli di toko atau mainan jadidengan harga yang mahal, tetapi lebih diutamakan yang dapat menstimulusimajinasi dan kreativitas anak. Bahkan seringkali mainan tradisional yangdibuat sendiri lebih dapat merangsang kreatif anak. Keyakinan keluarga tentangmoral dan budaya juga mempengaruhi bagaimana anak dididik melalui permainan.Sementara lingkungan fisik sekitar rumah lebih banyak mempengaruhi ruang gerakanak untuk melakukan aktivitas fisik dan motorik.
E. Alat dan Jenis Permainan yang CocokOrang tua harus bijaksanadalam memberikan alat permainan untuk anak. Pilih yang sesuai dengan tahapantumbuh kembang anak. Label yang tertera pada mainan harus dibaca terlebihdahulu sebelum membelinya, apakah mainan tersebut sesuai dengan tahap tumbuhkembang anak. Alat permainan yang harus didorong, ditarik, dan dimanipulasi,akan mengajarkan anak untuk dapat mengembangkan koordinasi alat gerak.
2.1.6.Alat PermainanAlatpermainan adalah suatu alat yang digunakan untuk bermain anak (Suyadi, 2009).Alat permainan merupakan salah satu alat untuk menstimulasi pertumbuhan danperkembangan anak (Soetjiningsih, 2006). Dalam memilih alat permainan untukanak dibutuhkan ketelitian yang harus disesuaikan dengan usia tumbuh kembangsehingga pertumbuhan dan perkembangan pada anak menjadi optimal (Ismail, 2009).Anak memerlukan alat permainan yang bervariasi agar tidak cepat bosan. Alatpermainan tidak harus didapat dengan cara membeli tetapi bisa dengan caramembuat sendiri (Musbikin, 2010).
2.2. Konsep Pengetahuan dan Sikap2.2.1.Konsep Pengetahuan2.2.1.1.Pengetahuan Secara UmumPengetahunanadalah hasil dari penginderaan manusia terhadap objek yang dimilikinya.Pengetahuan dapat diukur atai diobbservasi melalui apa yang diketahui tentangobjek misalnya pengetahuan tentang pengobatan penyakit kusta. Pengetahuanmerupakn hasil dari tahu dan ini tejadi setelah orang melakukan penginderaanterhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan sebagai domain penting dalammembentuk tindakan seseorang. (Notoatmodjo, 2010)Tingkatanpengetahuan di dalam domain Kognitif mempunyai 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2010):A. Tahu (Know)Tahudiartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,termasuk mengingat kembali (recall)sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yangtelah diterima.B.Memahami(Komprehension)Memahamidiartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objekyang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.C. Aplikasi (Application)Aplikasidiartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari padasituasi dan kondisi sebenarnya.D. Analisis (Analysis)Analisis merupakan suatukemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen.Komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih adaketerkaitan satu sama yang lainya.E. Sintesis ( Synthesis)Sintesis menunjuk kepada suatukemampuan untuk meletakkan atau untuk menghubungkan bagian-bagian didalam suatubentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuanmenyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. F. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untukmelakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Hasil ukurdalam menilai pengetahuan seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan skalaukur ordinal.
2.2.1.2.Pengetahuan Ibu dalam Pemilihan Alat PermainanA. Fungsi Alat PermainanMenurut Surjadi (2005), fungsi dari alat permainan antara lain:1. Sebagai alat untuk merangsang kreativitasanak2. Sebagai tempat untuk menyalurkan emosianak3. Sebagai terapi dalam meningkatkankesehatan anak4. Sebagai alat bantu untuk mempercepatpertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal5. Sebagai alat untuk meningkatkan kemampuanberkomunikasi, berpikir, imajinasi, moralitas, dan sosialisasi.
B. Alat Permainan Edukatif (APE)Alatpermainan edukatif (APE) adalah suatu alat permainan yang dapat mengembangkandan mengoptimalkan aspek tertentu (kemampuan fisik, bahasa, kognitif, danadaptasi sosialnya) secara optimal ketika anak bermain. (Suyadi, 2009)DikatakanAPE, karena alat permainan ini harus aman, ukurannya sesuai dengan usia anak,modelnya jelas, menarik, sederhana, dan tidak mudah rusak. Dalam penggunaanalat permainan edukatif ini banyak dijumpai pada masyarakat terutama ibu,kurang memahami jenis permainan karena banyak orang tua membeli alat permainantanpa memperdulikan jenis kegunaan yang mampu mengembangkan aspek tersebut,terkadang harganya mahal tetapi tidaksesuai dengan usia anak. (Hidayat, 2005)Ketika anaksedang bermain, sesungguhnya mereka sedang belajar. Dalam hal inilah pentingnyaorang tua memilih dan menentukan alat permainan yang tepat dengan perkembangananak. Pemilihan permainan yang sesuai dengan perkembangan anak ini perlu dilakukan agar pesan edukatifdalam setiap permainan dapat ditangkap anak dengan mudah dan menyenangkan
(Hidayat, 2007).

C. Syarat-Syarat Alat Permainan Edukatif(APE)Syarat-syarat suatu permainandikatakan APE, Menurut Hidayat (2009) :1. KeamananAlat permainan anak untuk usiadi bawah 2 tahun hendaknya tidak terlalu kecil, catnya tidak beracun, tidak adabagian yang tajam, dan tidak mudah pecah karena pada usia ini kadang-kadangsuka memasukkan benda ke dalam mulut.
2. Ukuran dan BeratPrinsipnya mainan tidakmembahayakan dan sesuai dengan usia anak. Apabila mainan terlalu besar atauberat, anak sukar menjangkau atau memindahkannya. Sebaliknya jika terlalu kecilmainan akan mudah tertelan.
3. DesainAPE sebaiknya mempunyai desain yang sederhana dalam ukuran, susunan, danwarna serta jelas maksud dan tujuannya. Selain itu, APE hendaknya tidak terlalurumit untuk menghindari kebingungan anak.
4. Fungsi yang JelasAPE sebaiknya mempunyai fungsiyang jelas untuk menstimulasi perkembangan anak.
5. Variasi APEAPE sebaiknya dapat dimainkansecara bervariasi (dapat dibongkar pasang). Namun tidak terlalu sulit agar anaktidak frustasi dan tidak terlalu mudah karena anak akan cepat bosan.
6. UniversalAPE harus dapat diterima dandikenali oleh semua budaya dan bangsa. Jadi, dalam menggunakannya, APEmempunyai prinsip yang bisa dimengerti oleh semua orang.
7. Tidak mudah rusak, mudah di dapat, danterjangkau oleh masyarakat luasKarena APE berfungsi sebagaistimulus untuk perkembangan anak, maka setiap lapisan masyarakat baik dengantingkat ekonomi tinggi maupun rendah hendaknya dapat menyediakan.
Sedangkan menurutSuyadi (2009), syarat-syarat permainan dikatakan APE adalah sebagai berikut :1. Sesuai dengan Perkembangan AnakMontessorri(1936), pernah mengemukakan bahwa setiap anak pasti akan melewati masa pekaatau periode sensitif. Setiap masa peka tersebut anak-anak membutuhkanpermainan dengan alat yang berbeda-beda. Jika mainan tidak sesuai dengan masapeka atau periode sensitif yang dilewatinya, maka permainan tersebut tidak akanmembawa dampak apa-apa bahkan akanmenjadi benci terhadap permainan tersebut. Montessorri menemukansembilan masa peka anak. Masing-masing masa peka itu memerlukan metode dan alatpermainan edukatif tersendiri. Kesembilan masa peka tersebut adalah sebagaimanadikemukakan oleh Sudono (2009), sebagai berikut :
Tabel 2.1Masa Peka Montessori No. Usia Anak Masa Peka 1. 0 3 tahun Masa penyerapan total : perkenalan dan pengalaman pancaindra sensorik 2. 1,5 3 tahun Perkembangan bahasa 3. 1,5 4 tahun Perkembangan koordinasi antara mata dan otot-ototnya, perhatian ke benda-benda kecil 4. 2 4 tahun Perkembangan dan penyempurnaan gerakan-gerakan, perhatian pada hal-hal yang nyata 5. 2,5 6 tahun Penyempurnaan penggunaan pancaindra 6. 3 6 tahun Peka terhadap pengaruh orang dewasa 7. 3,5 4,5 tahun Mulai mencoret-coret 8. 4 4,5 tahun Indra peraba mulai berkembang
4,5 5,5 tahun Mulai tumbuh minat baca (Sumber :Sudono, 2009)
2. AmanKriteriakedua dalam memilih alat permainan yang mencerdaskan adalah sifat aman. Amandalam artian tidak membahayakn fisik maupun psikis anak. Bahan baku untukmembuat alat permainan adalah faktor utama. Terlebih lagi, untuk anak usia 1-3 tahun,maka pemilihan alat permainan harus lunak, tanpa sisi tajam, dan lembut.


3. MenyenangkanTidak semuaalat permainan yang menyenangkan dapat diberikan pada anak. Sebab, bisa jadi permainan tersebut justru merusak aspektertentu dalam diri anak. Oleh karena itu walaupun menyenangkan , permainan itujuga harus mencerdaskan. Faktor yang menyenangkan dalam setiap permainan sangatpenting diperhatikan, karena jika permainan itu ternyata tidak disenangi anakwalaupun menurut ibu itu sangat baik, maka anak akan menujukkan sifat bencipada permainan tersebut.
D. Fungsi Alat Permainan Edukatif (APE)Ismail (2009), mengelompokkan beberapa fungsi daripermainan edukatif sebagai berikut:1. Memberikan ilmu pengetahuan kepada anakmelalui proses pembelajaran bermain sambil belajar;2. Merangsang pengembangan daya pikir, dayacipta, bahasa, agar dapat menumbuhkan sikap, mental serta akhlak yang baik;3. Menciptakan lingkungan bermain yangmenarik, memberikan rasa aman, dan menyenangkan;4. Meningkatkan kualitas pembelajaran anak-anak.
Karena begitu pentingnya permainan edukatif, sudahseharusnya orangtua di rumah, terutama ibu, dapat memilih dan menyediakanalat-alat yang dapat mendukung perkembangan totalitas kepribadian anak, yangmenyangkut fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional. Dalam memilih danmenentukan alat-alat permainan, orang tua harus bijak sebab, tidak semua alatyang harganya mahal dan dicap modern bersifat mendidik; bisa jadi hanya akanmenanamkan mental instan dan konsumtif kepada anak (Anwar, 2003).

E. Jenis Alat Permainan Berdasarkan KelompokUsia 1-3 TahunDalampenggunaan alat permainan pada anak tidaklah selalu sama dalam setiap usiatumbuh kembang melainkan berbeda. Jenis alat permainan yang sesuai dengan umur(Hidayat, 2005) sebagai berikut :1. Usia 1 tahunTujuan :a. Melatih anak untuk dapat mengenal sumbersuara dalam perkembangan sensoriknya ( pada usia ini, anak belum tertarik untukmencari sumber suara, hanya akan mendengar dan melihat)b. Melatih kemampuan motorik halus denganmainan yang dapat digoyangc. Melatih perkembangan otak/kecerdasandengan mainan yang memiliki warna-warnayang cerah dari kertasd. Melatih koordinasi anggota gerak denganmainan yang digantung dari kertas
Alat permainan yang dianjurkan:a. Kerincingan, benda yang menimbulkan suarab. Mainan yang dapat digoyang, boneka plastikc. Mainan yang terbuat dari kertas dandigantung (mobil-mobilan dari kertas atau bentuk yang lain)d. Balon e. Gambar hewan dan tumbuhan
2.Usia 2 tahunTujuan :a.Mencari sumber suara/ mengikutisumber suara.b.Memperkenalkan sumber suarac.Melatih anak melakukan gerakanmendorong atau menarikd.Melatih imajinasi
Alat permainan yang dianjurkan :a.Gendering, bola dengangiring-giring didalamnyab.Alat permainan yang dapatditarik atau didorong(mobil-mobilan)c.Alat permainan yang terdiridari alat rumah tangga (misalnya cangkir yang tidak mudah pecah, sendokplastik, ember, Waskom, air, balok-balok besar, kardus, buku bergambar,kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil warna).
3.Usia 3 tahunTujuan :a.Menyalurkan emosi/perasaan anakb.Mengembangkan keterampilanberbahasac.Melatih motorik halus dan kasard.Mengembangkan kecerdasan(memasangkan, menghitung,mengenal, danmembedakan warna)
Alat permainan yang dianjurkan :a.Lilin yang dapat dibentukb.Alat-alat untuk menggambarc.Parsel (puzzle sederhana)d.Manik-manik ukuran besare.BolaUntukmengetahui alat permainan edukatif yang benar, ada beberapa contoh jenispermainan yang dapat mngembangkan secara edukatif antara lain:1. Pertumbuhan fisik atau motorik kasarPermainan sepeda roda tigaatau dua, mainan yang ditarik atau didorong dan lain sebagainya.2. Mengembangkan kemampuan motorik halusGunting, pensil, bola, balok,lilin, dan lain-lain sejenisnya3. Mengembangkan kemampuan kognitif dankecerdasan anakBuku gambar, puzzle, bukucerita, boneka, pensil warna, dll4. Mengembangkan kemampuan bahasaBuku gambar, majalah, radio,tape, dan televisi dll5. Mengembangkan kemampuan menolong dirisendiriGelas plastik, sendok, baju,sepatu, kaos kaki6. Mengembangkan tingkah laku sosialKotak, bola, dan taliAlat permainandikatakan tepat jika mengandung unsur edukatif di dalamnya dan sesuai denganusia tumbuh kembangnya. Dikatakan tidak tepat jika alat yang diberikan tidaksesuai dengan usia tumbuh kembang anak (Musbikin, 2010). Untuk lebih jelasnya,berikut ini dapat dijadikan panduan dalam memilih alat permainan edukatif yangmencerdaskan dan sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak (Suyadi, 2009).
Tabel 2.2. Usia dan AlatBantu yang Tepat untuk Anak Usia 1-3 tahun Usia Perkembangan Alat Bantu Permainan Edukatif 0 1 Tahun Moral dan nilai-nilai agama Membaca anak membaca doa ringan sebelum dan sesdah melakukan kegiatanlagu-lagu keagamaan
Sosial, emosional dan kemandirian kue/makanan ringan yang tidak kerasBalokPiring plastikbuahcangkir plastikbaju/celanamemberi contoh tersenyummemperagakan reaksi terhadap orang yang dikenal
Bahasa lagu-lagu anakkaset/CD lagu anakkerincingansendokalat-alat yang bisa dipukulposterfotomainan berbentuk modelbuku bergambar
Intelegensi Mobil (mainan gantung, dari kertas warna-warni)alat permainan yang berbunyikursi/tiangtiang putarkursi roda bayibonekabalon
Fisik dan Motorik bolaalat permaian yang berbunyiboneka, balon,cangkir plastik
Seni Lagu-lagu anak 1 2 Tahun Moral dan nilai-nilai agama Membaca anak membaca doa ringan sebelum dan sesdah melakukan kegiatanlagu-lagu keagamaan
Sosial, emosional dan kemandirian kue/makanan ringan yang tidak kerasBalokPiring plastikbuahcangkir plastikbaju/celanasepatu/sandal,kaos kakaifoto keluargacerminkotak mainan
Bahasa Lagu-lagu untuk anak-anakkaset/CD lagu anakbolaalat-alat yang dapat diambil

Intelegensi berbagai model permaian ciluk bapermainan petak umpetmenara gelangbalok berukuran besarbuku cerita bergambarcermin
Fisik dan motorik bolapapan pasakmenara gelangkotak bentukkursi dan meja kecilmainan bentuk kendaraanbonekabalontangga berundakirama musik utuk menariirama musik untuk menaribola keranjang, ambil gunting di ruangan

Seni lagu-lagu untuk anakkaset/CD untuk anakpensil warna dan kertasalat musik pukul (rebana, kaleng, temborong )
2 3 Tahun Moral, nilai-nialai agama ucapan salan jika masuk dan bertemu orangucapan terima kasihmengajak anak membaca sebelum dan sesudah
Sosial, emosional dan kemandirian Kue/makananBalokpring plastiksendok gagag pintubuahcangkir plastikbaju berkancing depancelanan beresletingsepatu, sandalsAnggota tubuhember berisi air
Bahasa gambar warna-warnibuku ceritalagu tokoh anak

Intelegensi berbagai model (bentuk benda)permainan ciluk bablock rockpuzzle geometribalok ukuran besarcermintangga merundakirama musik untuk mnaribuku/majalah untuk dibukapensil bola keranjang (Sumber : Suyadi, 2009)
F. Faktor Faktor yangMempengaruhi Pemilihan Alat PermainanRonald(2006), membagi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat permainanmenjadi lima bagian, antara lain:1. PengetahuanDalam memilihalat permainan tidak terlepas kaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki olehorang tua, terutama ibu, yang menjadi orang terdekat dan pendidik pertama didalam lingkungan keluarga. Hal ini menjadi penting karena idealnya, jikapengetahuan terhadap alat permainan baik maka dalam memilih tidak akansembarangan melainkan akan lebih selektif, baik dilihat dari segi keamananbenda/alat bermain, bentuk yang dapat merangsang perkembangan, warna, danmanfaatnya. Begitu juga sebaliknya jika pengetahuan terhadap alat permainankurang maka dalam pemilihannya pun tidak terlalu selektif sehingga pertumbuhandan perkembangan anak menjadi tidak optimal. 2. SikapSikapmemiliki bentuk atau reaksi tertutup dalam diri seseorang. Sikap jugamempengaruhi dalam pemilihan alat permainan. Seseorang yang memilikipengetahuan yang baik terhadap alat permainan belum tentu akan mencerminkansikap yang baik pula. Oleh karena itu dalam melakukan pemilihan alat permainandibutuhkan keseimbangan antara pengetahuan yang dimiliki dengan sikap.
3. Lingkungan (Tempat Bermain)Lingkungan tempat bermain anakmempengaruhi pemilihan dalamalat permainan. Lingkungan bisa dilihat dari luasnya lingkungantempat anak bermain. Jika tempat bermainnya luas, maka anak akan merasa leluasauntuk melakukan permainan yang ia inginkan akan tetapi jika tempat bermainnyasempit, maka anak merasa tidak leluasa melakukan permainan yang ia inginkan. Sebagai contoh anak yang diberi mainanbola jika dilakukan ditempat tertutup dan sangat sempit, maka anak tidak akanmau bermain tetapi jika diajak ditempat yang terbuka seperti lapangan, anakakan lebih termotivasi untuk bermain dengan bola tersebut.
4. Status Sosial EkonomiStatus sosial ekonomi keluarga anak juga mempengaruhi dalam menentukan alat permainan anak. Jika anak tersebut dari keluarga yang kaya, makapermainan yang ia lakukan memiliki alat permainan yang modern dengan harga yangmahal akan tetapi cenderung bersifat individualis mengakibatkan anak bersifategois dan lingkungan bermainnya pun terbatas hanya pada lingkungannya sendiri.Sedangkan, jika anak tersebut berasal dari keluarga yang mampu maupun miskin,maka permainan yang ia lakukan memiliki alat permainan yang sederhana dantradisional dengan harga yang terjangkau bahkan tidak dibeli dan dapat dibuatsendiri dari barang bekas dan dari alam. Dan sesama anak dari kelurga yangmampu maupun miskin cenderung bersifat sosial dan jiwa berbagi tertanam pada diri anak.
5. Peran Orang TuaOrang tuamerupakan faktor penting dalam menentukan alat permainan yang tepat bagi anak.Sebaiknya orang tua ikut bermain bersama anak walau terkadang anak menginginkanuntuk bermain sendiri. Ketika anak membutuhkan kehadiran orang lain maka orangtua perlu hadir untuk membantu sehingga fungsi dari alat permainan tercapai dandapat ditangkap dengan maksimal oleh anak.


2.2.2. Konsep Sikap2.2.2.1. Sikap Secara UmumSikap merupakan reaksi atau respon yangmasih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek danmenggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. (Notoatmodjo,2005)Menurut Newcomb dalam Notoadmodjo(2010). Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk merupakan suatu tindakan atauaktifitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masihmerupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah lakuyang terbuka.Rekawati (2002 menyatakan bahwapengetahuan merupakandasar seseorang untuk bersikap. Dalamproses pembentukan sikap, tidak selalu harus menghasilkan respon yang positifkarena hal itu tergantung dari bagaimana seseorang tersebut menerima danmenyadari akan informasi yang didapat secara positif atau negatif (Azwar,2005).
Sikap memiliki beberapatingkatan antara lain: A.Menerima (Receiving)Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau danmemperhatikan stimulus yang diberikan (objek)
B.Merespon (Responding)Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, danmenyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap.
C.Menghargai (valuing)Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikansuatu masalah adalah indikasi sikap tingkat tiga.D.Bertanggung Jawab (responsible)Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telahdipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi(Notoadmodjo, 2010).
Hasil dari pengukuran sikap dapatdilakukan dengan menggunakan skala ukur ordinal. Skor yang sering ditulis untuk mempermudahdan menganalisis data pada variabel pengelompokan sikap yaitu sikap positif dannegatif (Arikunto, 2006).
2.2.2.2.Sikap Ibu dalam Pemilihan Alat Permainan (Adelar, 2010)A. Dapat menyesuaikan alat permainan denganusia anak. Misalnya, balita perlu mengenal warna,melatih koordinasi motorik halus, belajar duduk diam untuk waktu cukup lama,keseimbangan gerakan motorik kasar baik, mengembangkan kosakata. Sedangkanbatita umumnya lebih membutuhkan perangsangan sensoris dan mengembangkankoordinasi motorik kasar, sehingga jenis permainan pun harus disesuaikan.
B. Lebih selektif dalam memilah dan memilihalat permainan bagi anak yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya.
C. Dapat membedakan alat-alat permainan yangsesuai dengan usia anak, khususnya usia 1-3 tahun.
D. Dapat mengetahui dampak dari setiap alatpermainan yang diberikan pada anak. Apakah bermanfaatuntuk mengembangkan kemampuan berfikirnya, ketajaman persepsi visual,ketrampilan motorik halus atau kasar, merangsang imaginasi, mengembangkan dayakreasi, melatih ekspresi emosi, membantu konsentrasi dan melatih daya ingat atau hanya bersikap menghibur anak.
E. Tidak memaksa anak untuk bermain denganpilihan alat permainan yang dipilihkan oleh orangtua, terutama ibu. Karena haltersebut dapat membuat anak menjadi frustasi dan stress sehingga perkembanganemosionalnya terganggu.
F. Memberikan alat permainan yang bersifatedukatif dan mengetahui fungsinya.
G. Memperhatikan alat permainan yangdiberikan dilihat dari segi keamanan, bentuk, warna dan lain-lain.
H. Alat permainan yang edukatif tidak harusdidapat dengan cara membeli hingga pada tarif yang sangat mahal tetapi bisadengan buatan tangan sendi.
2.2.3. Stimulasi Tumbuh KembangAnak Usia 1-3 TahunStimulasi adalah rangsangan yangdatangnya dari lingkungan di luar individu anak (Soetjiningsih, 1996 dalamMahmud, 2010). Stimulasi dini adalah rangsangan yang datang dari lingkunganluar anak antara lain berupa latihan atau bermain (Narendra, 2002).Stimulasimerupakan cikal bakal proses pembelajaran anak. Pemberian stimulasi sebaiknyadiberikan lebih awal tiap masa tumbuh kembangnya. Padatiga tahun pertama kehidupan, otak adalah organ yang sangat berat tumbuhkembangnya. Periode ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan stimulasi (Surjadi,2005). Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah.Memberikan stimulasi dapat dilakukan dengan latihan dan bermain denganmenggunakan alat permainan yang tepat dengan tahap usia anak. Anak yangmendapat stimulus yang terarah akan cepat berkembang dibanding anak yang kurangmendapat stimulus. Stimulus yang diberikan mencakup 4 bidang yaitu kemampuanbergaul dan mandiri (BM), kemampuan berbicara, bahasa, kecerdasan (BBK),kemampuan gerak kasar (GK) dan kemampuan gerak halus (GH). (Soekresno, 2007)
Berikut ini stimulus yang diperlukanbagi perkembangan anak menurutSuherman (2000) :A. Umur 12 18 bulanMelatih anak naik turun tangga (GK), bermain melempardan menangkap bola besar kemudian bola kecil (GH), melatih anak untuk menunjukdan menyebutkan nama-nama bagian tubuh (BBK), beri kesempatan anak untukmelepas pakaian sendiri (BM).
B. Umur 18 24 bulanMelatih anak berdiri dengan satu kaki (GK), mengajarimenggambar bulatan, garis, segitiga dan gambar wajah (GH), melatih anakmengikuti perintah sederhana (BBK) melatih anak mau ditinggal untuk sementarawaktu (BM).
C. Umur 2 3 tahunMelatih anak melompat dengan satu kaki (GK), mengajakanak bermain menyusun balok (GH), melatih mengenal bentuk warna (BBK), melatihmencuci tangan, kaki, serta mengeringkannya sendiri (BM).
Pemberian stimulasi baik dilakukansedini mungkin. Karena semakin dini dan semakin lama stimulasi yang diberikanmaka akan semakin besar dan lama manfaat yang diterima anak untukperkembangannya. Stimulasi juga dapat menunjang perkembangan mental psikososial(agama, etika, moral, kepribadian, kecerdasan, kreativitas, keterampilan, dansebagainya). Dewi (2010) menjelaskan manfaat stimulasi dapat dilihat dariperkembangan setiap bagian otaknya antara lain :A.Memberikan rangsangan pada otakkiri dapat mengasah kemampuan yang sifatnya konvergen (menyempit dan menajam)sebagai berikut :1.Berbicara2.Tata bahasa3.Baca-tulis-hitung4.Daya ingat5.Bersifat logis, analitis, danrasional6.Kecerdasan pendidikan formal
B.Memberikan rangsangan pada otakkanan dapat mengasah kemampuan yang bersifat divergen (melebar dan meluas)seperti sebagai berikut:1.Berperasaan, gaya bahasa2.Sifat waspada, daya konsentrasi3.Pengenalan diri dan lingkunga 4.Senang musik5.Sosialisasi6.Sifat berkhayal, kesenian, danagama7.Kreatif dan produktif
C.Kecerdasan multipel (majemuk) :kerjasama otak kanan dan kiri1.Verbal linguistic : merangkaikalimat dan bercerita2.Logika- matematika : pemecahanmasalah3.Visual spasial : berpikir 3dimensi dan stereometris4.Jasmani-kinestetik : gerak,tari, dan olahraga5.Musik : bunyi, nada, irama,lagu dan musik6.Intrapersonal : memahami danmengontrol diri sendiri7.Interpersonal : memahami danmenyesuaikan dengan orang lain8.Naturalis : menikmati danmmanfaatkan lingkungan9.Spiritualis : moral, rohani,dan ketuhanan
2.2.4. Kesalahan Kesalahan DidalamMemilih Alat PermainanTujuh kesalahan yang seringdibuat dalam memilih alat permainan (Soetjinigsih, 2006) antara lain:1. Orang tua memberikan sekaligus banyakmacam alat permainan. Padahal pada umumnya anak-anak suka mengulang-ulang alat permainanyang sama.2. Banyak orang tua membeli alat permainandengan alasan lebih menraik dan indah tetapi tidak berpikir apa yang akandilakukan anak terhadap alat permainan tersebut.3. Banyak orang tua membayar terlalu mahalutuk alat permainan, tanpa menyadari bahwa alat permainan yang dibuat sendiridapat lebih bermanfaat dan hemat.4. Alat permainan yang terlalu lengkap/banyaksehingga sedikit peluang bagi anak akan melakukan eksplorasi dan konstruksiterhadap alat permainan.5. Alat permainan yang tidak sesuai denganumur anak, anak terlalu tua atau terlalu muda terhadap alat permainan tersebutsehingga maksud dan tujuan dari alat permainan tidak tercapai.6. Memberikan terlalu banyak alat permainandengan tipe yang sama7. Banyak orang tua yang tidak menelitikeamanan dari alat permainan yang dibelikan untuk anak.
2.2.5. Kerangka Teori Menurut Lawrance GreenPada teoriLawrance Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010), beliau menjelaskan bahwaperilaku manusia dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu:
A. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan, sistem nilai yang dianutmasyarakat, pendidikan, dan sebagainya. faktor ini terutama yang positifmempemudah terjadinya perilaku, dan status sosial ekonomi, maka sering disebutfaktor pemudah.
B. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitaskesehatan bagi masyarakat, seperti fasilitas adanya puskesmas, posyandu,poliklinik, dan lain sebagainya.
C. Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)Faktor-faktor ini mliputitokoh masyarakat, tokoh agama, dan petugas kesehatan. Termasuk undang-undangdan peraturan pemerintah baik dari pusat maupun daerah yang terkait dengankesehatan.



















2.3.Kerangka TeoriBerdasarkan teoridari Lawrance Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010), maka kerangka teori yangdapat dibuat secara skematis adalah :
Skema 2.1.Kerangka Teori























BAB IIIKERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, dan HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan teoriLawrance Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010), maka kerangkakonsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen (Pemilihan alatpermainan anak usia 1-3 tahun) dan variabel independen (Pengetahuan dan sikapibu) secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :

Skema 3.1.Kerangka Konsep Penelitian









Pengetahuan



Pemilihan Alat permainan untuk stimulasi anak usia 1-3 tahun




Sikap







3.2. Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional Penelitian
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1.








2.












3.





Pemilihan Alat permainan anak usia 1-3 tahun




Pengetahuan Ibu tentang alat permainan anak usia 1-3 tahun







Sikap ibu Tentang alat permainan untuk anak usia 1-3 tahun



Suatu cara untuk penentuan alat bermain yang tepat untuk merangsang fungsi setiap perkembangan anak usia 1-3 tahun
Segala sesuatu yang diketahui ibu tentang alat permainan yang sesuai dengan anak usia 1-3 tahun






Tanggapan atau respon ibu tentang alat permainan yang sesuai dengan anak usia 1-3 tahun


Angket








Angket












Check List











Kuesioner







Kuesioner











Kuesioner








1 = Tepat, jika skor jawaban responden median (3,0)2 = Tidak Tepat, jika skor jawaban responden median (3,0)
1 = Baik, jika jawaban responden benar mencapai median (12,0)2 = Kurang jika jawaban responden benar mencapai median (12,0)

1 = Positif, jika skor jawaban responden median (45,5)
2 = Negatif, jika skor jawaban responden median (45,5)


Ordinal








Ordinal












Ordinal









3.3. Hipotesis
3.3.1. (H0) : Tidak ada Hubungan Pengetahuan Ibuterhadap Pemilihan Alat Permainan untuk Stimulasi Tumbuh Kembang pada Anak Usia1-3 Tahun di PAUD Basoka SukaramePalembang
(Ha): Ada HubunganPengetahuan Ibu terhadap Pemilihan Alat Permainan untuk Stimulasi TumbuhKembang pada Anak Usia 1-3 Tahun di PAUD BasokaSukarame Palembang
3.3.2. (H0) :Tidak ada Hubungan Sikap Ibu terhadap Pemilihan Alat Permainan untuk StimulasiTumbuh Kembang pada Anak Usia 1-3 Tahun di PAUD Basoka Sukarame Palembang
(Ha) :Ada Hubungan Sikap Ibu terhadap Pemilihan Alat Permainan untuk Stimulasi TumbuhKembang pada Anak Usia 1-3 Tahun di PAUD BasokaSukarame Palembang




BAB IVMETODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian Jenispenelitian yang digunakan adalah penelitian surveyanalitik, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untukmengungkapkan hubungan korelatif antara dua variabel, dengan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu jenispenelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabelindependen dan variabel dependen hanya satu kali, pada satu saat (Nursalam,2008). Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara variabel independen(pengetahuan dan sikap ibu) dengan variabel dependen (pemilihan alat permainan untuk stimulasi anak usia 1-3tahun) di PAUD Basoka Sukarame Palembang Tahun 2011.
4.2. Populasi Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah semuaibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun yang tercatat dalam kelompok bermain diPAUD Basoka Sukarame Palembang tahun 2011 yang berjumlah 30 orang .
4.3. Sampel PenelitianSampelpenelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun yang tercatatdalam kelompok bermain di PAUD Basoka Sukarame Palembang tahun 2011 yangberjumlah 30 orang. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling yaitu dengan mengambilsemua jumlah populasi yang ada. 4.4. Lokasi dan WaktuPenelitian 4.4.1. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di PAUD Basoka Sukarame Palembang Tahun 2011.

4.4.2. Waktu PenelitianPenelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret Juni 2011.
4.5. Etika PenelitianDalammelakukan penelitian, peneliti harus membawa suratrekomendasi dari institusi dengan cara mengajukan permohonan izin kepada tempatpenelitian yang dituju oleh peneliti. Setelah mendapat persetujuan, barulahpeneliti dapat melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yangmeliputi :
A.InformedConsentLembarpersetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti. Bila respondenmenolak, maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus menghormati hak-hakresponden.
B.Anonymity(tanpanama)Untukmenjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapipada lembar tersebut diberikan kode pengganti nama responden.
C. ConfidentialityKerahasiaaninformasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yangakan dilaporkan sebagai hasil penelitian.(Hidayat,2007)
4.6. Teknik dan InstrumenPengumpulan Data 4.6.1. Sumber Data Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsungdari responden melalui pengisiankuesioner yang telah disiapkan atau data pribadi dari sampel berupa jawabanterhadap pertanyaan dalam kuesioner tersebut. 4.6.2. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulandata dari penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angket yang telah disusunoleh peneliti.
4.6.3. Instrumen Pengumpulan DataInstrumenyang digunakan dalam pengumpulan data berupadaftar pertanyaan atau kuesioner sebagaimana terlampir. Adapunpertanyaan yang diajukan meliputi :A. Data Umum tentang karakteristik denganpertanyaan terbuka mengenai nama ibu, pendidikan, dan umuranak. B. Data Khusus Data khusus terdiri :1. Variabel Dependen (Pemilihan alatpermainan anak usia 1-3 tahun) menggunakan kuesioner terbuka terdiri dari 3lembar kertas. Kuesioner tersebut akan diberikan kepada responden berdasarkanumur anak. Dengan kategori penilaian berdasarkan fungsi alat permainan setiapusia 1-3 tahun antara lain :a. Usia 1 tahun 1) Melatih anak untuk dapat mengenal sumbersuara dalam perkembangan sensoriknya (pada usia ini, anak belum tertarik untukmencari sumber suara, hanya akan mendengar dan melihat)2) Melatih kemampuan motorik halus denganmainan yang dapat digoyang3) Melatih perkembangan otak/kecerdasandengan mainan yang memiliki warna-warnayang cerah dari kertas4) Melatih koordinasi anggota gerak denganmainan yang digantung dari kertas
b. Usia 2 tahun1)Mencari sumber suara/ mengikutisumber suara.2)Memperkenalkan sumber suara3)Melatih anak melakukan gerakanmendorong atau menarik4)Melatih imajinasi
c. Usia 3 tahun1)Menyalurkan emosi/perasaan anak2)Mengembangkan keterampilanberbahasa3)Melatih motorik halus dan kasar4)Mengembangkan kecerdasan(memasangkan, menghitung, mengenal, dan membedakan warna)(Hidayat, 2005)
Setiapalat permainan yang telah ditulis responden yang memiliki fungsi dari perkembangan sesuai usiadi atas akan diberi nilai 1, jika tidak diberi nilai 0 sehingga nilai maksimal4 dan minimal 0. Jika memenuhi minimal 3fungsi atau median maka pemilihan alat permainan dikatakan tepat. Jika kurangdari 3 fungsi atau median maka pemilihan alat permainan tidak tepat. 2. Variabel Independen a. Pengetahuan Ibu tentang alat permainanuntuk stimulasi tumbuh kembang pada anak usia 1-3 tahun yang terdiri dari 15pertanyaan tertutup (close ended)dengan 4 pilihan jawaban (a,b,c,d). Bila jawaban benar maka diberi skor 1 danjika jawaban salah maka diberi skor 0.b. Sikap Ibu tentang alat permainan untukstimulasi tumbuh kembang pada anak usia 1-3 tahun yang terdiri dari 15pertanyaan, 8 pertanyaan positif yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 12Untuk penilaian pertanyaanpositif:Sangat Setuju (SS) : diberi nilai 4Setuju ( S ) :diberi nilai 3Tidak Setuju (TS) : diberi nilai 2Sangat Tidak Setuju (STS) :diberi nilai 1
Dan 7 pertanyaan bersifatnegatif yaitu nomor 6, 7, 9, 11, 13, 14, 15Untuk penilaian pertanyaannegatif :Sangat Setuju (SS) : diberi nilai 1Setuju ( S ) :diberi nilai 2Tidak Setuju (TS) : diberi nilai 3Sangat Tidak Setuju (STS) :diberi nilai 4
4.6.4. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahuiapakah alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang diukur(Notoatmodjo, 2002). Uji validitas penelitian dilakukan untuk kuesionerpengetahuan dan sikap. Didapatkan hasil dari 20 pertanyaan pengetahuan terhadap10 responden, ditemukan pertanyaan pengetahuan yang valid hanya 15 dan sisanyayang tidak valid dibuang atau dihilangkan dari daftar pertanyaan pengetahuan.Sedangkan sikap ditemukan 14 yang valid dan telah diperbaiki.
4.6.5. Uji NormalitasUjinormalitas digunakan untuk mengetahui normal dan tidak normalnya suatudistribusi data pada suatu penelitian. Uji ini dilakukan pada setiap variabeldengan menggunakan teskolmogorov-smirnov dan didapatkan bahwa setiap variabel yaitu pemilihan alat permainan,pengetahuan dan sikap masing-masing pada significant0,00, 0,03, dan 0,08 yang berarti data tidak normal. pada hasil ukurmenggunakan median sebagai patokan suatu penelitian.
4.7. Pengolahan DataPengolahan data merupakan salah saturangkaian kegiatan setelah kegiatan pengumpulan data. Pada penelitian denganpendekatan kuantitatif, kita kenal cara mengolah data yaitu empat langkahsebagai berikut (Hastono, 2001) :
4.7.1.Editing (Pengeditan)Merupakankegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir pertanyaan atau kuesioner,apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah :A.Lengkap : semuapertanyaan sudah terisi jawabannyaB.Jelas : jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbacaC.Relevan : pertanyaan yang tertulis apakah relevan dengan jawabannyaD.Konsisten : apakahantara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi jawabannyakonsisten.4.7.2.Coding (Pengkodean)Merupakankegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan.
4.7.3.Processing(Pemrosesan/PengolahanData)Merupakankegiatan memasukan atau meng-entry datadari kuesioner ke paket program komputer.
4.7.4.Cleaning(PembersihanData)Merupakankegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Pemprosesan data dilakukandengan cara meng-entry data dari kuesioner ke paket programkomputer.
4.8. Analisa Data4.8.1. AnalisisUnivariatAnalisisunivariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari setiap variabelpenelitian. Penelitian ini meliputivariabel dependen (Pemilihan Alat Permainan Anak Usia 1-3 Tahun) dan variabelindependen (Pengetahuan dan Sikap Ibu)(Notoatmodjo, 2010).
4.8.2. AnalisisBivariatAnalisisBivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen(Pengetahuan dan SikapIbu) dengan variabel dependen (Alat Permainan Anak Usia 1-3 Tahun). Analisastatistik bivariat pada penelitian ini menggunakan uji X2 atau ujiKai Kuadrat (Chi Square Test) dengan ConfidenceInterval (CI) 95%.
Keputusan yang diambil dari uji Chi - Square adalah:a.Bilap value 0,05 H0 (Hipotesis Nol) ditolak, berarti ada hubungan bermakna(signifikan) secara statistik antara variabel dependen dengan variabelindependen.b.Bilap value 0,05 H0 (Hipotesis Nol) gagal ditolak, berarti tidak adahubungan bermakna (signifikan) secara statistik antara variabel dependen dengan independen. (Hastono, 2001).



BAB VHASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi PenelitianGambaran umum PAUD Basoka SukaramePalembang yang beralamat di Jalan Sukawinantan Rt. 54 Kecamatan SukaramePalembang. PAUD Basoka merupakan salah satu PAUD yang masih aktif di KecamatanSukarame yang sudah berdiri sejak tahun 2007 dan telah mendapatkan izin padatanggal 4 April 2007. Adapun struktur Organisasi dari PAUD Basoka sendiriadalah sebagai berikut :STRUKTUR ORGANISASI





PENGELOLAM. Zahri














Selain itu PAID Basoka juga merupakansalah satu PAUD yang cukup berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan beberapapenghargaan yang pernah diraih oleh para anak didik di PAUD pada tahun2010/2011, antara lain :1.JuaraI Lomba Mewarnai Dalam Rangka HUT Palembang POS2.JuaraI Lomba Mewarnai Dalam Rangka Hari Bumi3.JuaraI Lomba Mewarnai Dalam Rangka Hari Pendidikan Anak Nasional

5.2. Sarana PAUD Basoka Sukarame PalembangPAUD Basoka terdiri dari dua kelasyaitu kelas A untuk usia anak 1-3 tahun yang saat ini berjumlah 30 orang anakdan kelas B yaitu untuk usia 4-6 tahun yang saat ini berjumlah 24 orang anak. Kemudian saturuangan pendidik, berbagai alat permainan seperti perosotan, mandi bola,ayunan, dan lain sebagainya yang digunakan untuk media pembelajaran anak.
5.3. Visi dan Misi5.3.1 VisiMenghasilkan Lulusan yang Sehat, Cerdas, Ceria danBerakhlak Terpuji5.3.2. Misi5.3.2.1 Melatih kecerdasan anakdidik, sehingga mampu mengembangkan potensi dirinya.5.3.2.2. Memiliki keterampilan yang berpotensi untuk kecakapan hidupnyakelak5.3.2.3. Mendidik anak didik menjadi anak yang sehat jasmani, rohani,berbudi dan berakhlak mulia serta iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.5.4. Analisa Univariat5.4.1. Pemilihan Alat PermainanDiagram Lingkar 5.1.Distribusi FrekuensiPemilihan Alat PermainanDi PAUD Basoka SukaramePalembang Tahun 2011Berdasarkandiagram 5.1.didapatkan data bahwa sebagian besar responden (56,7%) sudah tepatdalam pemilihan alat permainan untuk anak sedangkan sisanya (43,3%) tidaktepat.
5.4.2. Pengetahuan IbuDiagram Lingkar 5.2.Distribusi FrekuensiPengetahuan Ibu tentang Pemilihan Alat Permainan Di PAUDBasoka Sukarame Palembang Tahun 2011
Berdasarkan diagram lingkaran 5.2.didapatkan data bahwa responden yangberpengetahuan baik (53,3%) lebih besar dibandingkan dengan responden yangberpengetahuan kurang (46,7%).
5.4.3. Sikap IbuTabel 5.1.Distribusi Frekuensi SikapIbu tentang Pemilihan Alat Permainan Di PAUD Basoka SukaramePalembang Tahun 2011
Sikap Jumlah Persentase (%) Positif 15 50,0 Negatif 15 50,0


Berdasarkan tabel 5.1. di atasmenunjukkan bahwa persentase antara sikap positif dan negatif yang dimilikiresponden adalah sama yaitu masing-masing sebesar 50,0% sehingga tidak ada yangmenunjukkan sikap yang dominan lebih besar atau lebih kecil.
5.5. Analisa BivariatAnalisis Bivariat dilakukan dengantabulasi silang (Crosstab) dan Uji Chi Square untuk menemukan bentukhubungan statistik antara variabel independen (Pengetahuan Ibu dan Sikap Ibu)dengan variabel dependen (Pemilihan alat Permainan).Hasil analisis bivariat ini menemukanhubungan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen.
5.5.1. HubunganPengetahuan Ibu Terhadap Pemilihan Alat PermainanTabel 5.2. Distribusi Pengetahuan IbuTerhadap Pemilihan Alat PermainanDi PAUD Basoka SukaramePalembang Tahun 2011
Pengetahuan Pemilihan Alat Permainan Total p value Tepat Tidak Tepat n % n % N %
Baik Kurang 107 62,550,0 67 37,550,0 1614 100100 0,011 Total 17 56,7 13 43,3 30 100

Berdasarkan tabel 5.2. di atasmenunjukkan hasil analisis proporsi antara pengetahuan dengan pemilihan alatpermainan diperoleh bahwa ibu yang tepatdalam memilih alat permainan anak dengan pengetahuan baik lebih besar (62,5%)dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan kurang sebesar (50,0%)

Dari hasil uji statistik denganmenggunakan Uji Chi -Square diperolehp value (0,011) α (0,05). Halini berarti ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan ibudengan pemilihan alat permainan anak usia 1-3 tahun.
5.5.2. Hubungan Sikap IbuTerhadap Pemilihan Alat Permainan Tabel 5.3. Distribusi Sikap IbuTerhadap Pemilihan Alat PermainanDi PAUD Basoka SukaramePalembang Tahun 2011
Sikap Pemilihan Alat Permainan Total p value Tepat Tidak Tepat n % n % N %
Positif Negatif 98 60,053,3 67 40,046,7 1515 100100 0,045 Total 17 56,7 13 43,3 30 100

Berdasarkan tabel 5.3. di atasmenunjukkan hasil analisis proporsi antara sikap dengan pemilihan alatpermainan diperoleh bahwa sebagian besar ibu yang tepat dalam memilih alatpermainan anak mempunyai sikap positif (60,0%) sedangkan selebihnya memiliki sikap negatif sebesar(53,3%).Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Uji Chi- Square diperoleh p value (0,045) α (0,05). Hal iniberarti ada hubungan yang bermakna secara statistik antara sikap ibu denganpemilihan alat permainan anak usia 1-3 tahun.








BAB VIPEMBAHASAN
6.1Keterbatasan PenelitianPeneliti masih mengalami keterbatasandalam hal jumlahsampel penelitian yang masih sedikit untuk memperoleh hasil analisis yang lebihakurat dan lebih baik.
6.2 Pembahasan HasilPenelitian6.2.1. Anaisis Univariat 6.2.1.1.Pemilihan Alat PermainanDari hasil penelitian dapat digambarkanbahwa sebagian besar Ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun yang mengikutipendidikan di PAUD Basoka Sukarame Palembang sudah tepat (56,7%) dalam memilihalat permainan. Hal ini dikarenakan mayoritas responden memiliki latar belakangpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Menurut Kurt Lewin yang dikutip olehNotoatmodjo (2003), pendidikan formal yang diterima seseorang akan mempengaruhitindakan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Semakin tinggi pendidikan seseorangakan semakin tinggi pula kemampuan untuk menyerap dan menerima informasisehingga pengetahuan dan wawasan lebih luas dan akan mempengaruhi pula perilakuseseorang yang dapat dilihat dari sikapnya. Dalam hal ini pemilihan alat permainan merupakansuatu tindakan yaitu memilih sehingga diperlukan informasi yang lebih banyaktentang alat permainan untuk dapat melakukan tindakan pemilihan yang tepatuntuk anak. Alat permainan merupakan salah satualat untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak (Soetjiningsih, 2006).Anak memerlukan alat permainan yang bervariasi agar tidak cepat bosan. Alatpermainan tidak harus didapat dengan cara membeli tetapi bisa dengan caramembuat sendiri (Musbikin, 2010). Dalam memilih alat mainan untuk anak tidakboleh dilakukan secara sembarangan melainkan harus tepat guna dan sasaran(Mahmud, 2010). Hal ini didukung oleh teori Ismail (2009) bahwa dalam memilihalat permainan untuk anak dibutuhkan ketelitian dan pengetahuan yang harusdisesuaikan dengan usia tumbuh kembang sehingga pertumbuhan dan perkembanganpada anak menjadi optimal . Selain memberikan alat pemainan yangtepat, kebutuhan lain yang tidak kalah penting adalah kehadiran orang tua,terutama ibu, untuk menemani anak dalam bermain. Hal ini dilakukan agar pesanedukatif dan manfaat yang diterima oleh anak dapat tersampaikan secara maksimalmelalui bantuan arahan dari orang tua (Dewi, 2010). Menurut pendapat Fajriananda (2008) bahwa anakakan dapat bermain dengan manfaat yang besar apabila orang dewasa yang ada disekitaranak juga mengetahui sisi kegunaan mainan tersebut. Namun kenyatannya, sebagianbesar responden masih membiarkan anaknya untuk bermain sendiri dengan alatmainan yang diberikan tanpa menemani anak bermain.
6.2.1.2. Pengetahuan Ibu Tentang Pemilihan Alat PermainanDari hasil penelitian dapatdigambarkan bahwa sebagian besar Ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun yangmengikuti pendidikan di PAUD Basoka Sukarame Palembang sudah mempunyaipengetahuan yang baik (53,3%) dalam memilih alat permainan yang sesuai untukanak. Hal ini dikarenakan mayoritas responden memiliki latarbelakang pendidikanSekolah Menengah Atas (SMA).Penelitian ini sejalan dengan pendapat Mahyub (2010)yang mengatakan bahwa pendidikan seseorang juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuanyang dimiliki. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-halyang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.Peningkatan pengetahuan seseorangdapat diperoleh dari hasil pengalaman mendengar, melihat informasi yangmemberikan hasil tertentu. Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007)bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui melihat, mendengar, selain itu jugadapat diperoleh melalui pengalaman dan proses pendidikan baik yang bersifatformal dan informal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung duaaspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akanmenentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yangdiketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Hasil penelitian ini sesuai denganteori Ronald (2010) yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhidalam pemilihan alat permainan adalah pengetahuan. Dalam memilih alat permainantidak terlepas kaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua,terutama ibu, yang menjadi orang terdekat dan pendidik pertama di dalamlingkungan keluarga. Hal ini menjadi penting karena idealnya, jika pengetahuanterhadap alat permainan baik maka dalam memilih, tidak akan sembaranganmelainkan akan lebih selektif, baik dilihat dari segi keamanan benda/alatbermain, bentuk yang dapat merangsang perkembangan, warna, dan manfaatnya.Begitu juga sebaliknya jika pengetahuan terhadap alat permainan kurang makadalam pemilihannya pun tidak terlalu selektif sehingga pertumbuhan danperkembangan anak menjadi tidak optimal.


6.2.1.3. Sikap Ibu Tentang Pemilihan Alat PermainanDari hasil penelitian dapatdigambarkan bahwa frekuensi antara sikap positif dan negatif adalah sama yaitumasing-masing (50,0%). Hal ini menunjukkan bahwa sikap seseorang yang dimilikitidak selalu ditentukan dari tingkat pengetahuan saja, artinya jikapengetahuannya baik belum tentu mencerminkan sikap yang baik atau positif pulamelainkan banyak faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya sikap. Menurut Azwar (2005) bahwa terbentuknyasikap dapat dipengaruhi oleh faktor pengalaman pribadi, orang lain yangdianggap penting, media massa, pengaruh kebudayaan, pengaruh emosional.Sehingga dalam proses terbentuknya pun tidak selalu dilihat dari tingkatpengetahuan karena sikap merupakan suatu respon yang bersifat tertutup yangakan memberikan pengaruh terhadap tindakan selanjutnya. Hal ini sejalan denganteori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo yang menyatakan bahwa sikap merupakanreaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulusatau objek dan menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.(Notoatmodjo, 2005)Dalam proses pembentukan sikap, tidakselalu harus menghasilkan respon yang positif karena hal itu tergantung daribagaimana seseorang tersebut menerima dan menyadari akan informasi yang didapatsecara positif atau negatif (Azwar, 2005). Salah satunya karena seseorangtersebut memiliki sikap pada tingkatan menerima (Receiving), Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau danmemperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Tetapi belum mau merespon danbertanggung jawab serta melakukan anjuran yang diberikan.Karena sikap masih merupakan reaksiyang tertutup sehingga dalam tindakannya pun (pemilihan alat permainan) tidak selaludapat diukur dengan pengetahuan yang baik pula. Beberapa responden juga mengakubahwa informasi yang didapatkan tentang alat permainan anak sebagian besar dariteman, tetangga, dan media elektronik sehingga walaupun pengetahuan rendahtetapi tidak menutup kemungkinan untuk mempunyai sikap positif untuk lebihselektif dan mampu memilih alat permainan yang tepat bagi anak.Pendapat ini tidak sejalan denganpendapat Rekawati (2002) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan dasar seseoranguntuk bersikap. Sebagian besar pengetahuan responden baik sehingga sangatmendukung responden untuk bersikap positif terhadap perilaku dalam memilih alat permainan yang diharapkan.6.2.2. Analisis Bivariat6.2.2.1. Pengetahuan Ibu TerhadapPemilihan Alat Permainan Di PAUD BasokaSukarame Palembang Tahun 2011Dari hasil analisis proporsididapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuanibu dengan pemilihan alat permainan.Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu merupakan hasil tahu dan ini terjadisetelah mengadakan penginderaan terhadap informasi yang didapat mengenai alatpermainan melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa. Kemudianinformasi tersebut akan direspon yang dapat menimbulkan suatu ketertarikan ataupenolakan terhadap suatu informasi yang diterima. Sehingga akan mempengaruhiibu dalam melakukan tindakan yaitu dalam memilih alat permainan untuk anak. Oleh karena itu denganpengetahuan yang baik, diharapkan dapat timbul respon yang positif sehinggadalam pemilihan alat permainan anak, ibu dapat melakukannya dengan tepat untukmenstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai usia.Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutipoleh Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui melihat,mendengar, selain itu juga dapat diperoleh melalui pengalaman dan prosespendidikan baik yang bersifat formal dan informal. Pengetahuan seseorangtentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif.Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positifdan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadapobjek tertentu yang akan mempengaruhi perilaku.Tingkat pengetahuan ini juga didukungdari tingkat pendidikan responden yang menunjukkan sebagian besar adalahSekolah Menengah Atas (SMA) dan hal ini juga mungkin dikarenakan semakinbanyaknya media elektronik yang memberikan informasi tentang alat permainan.Menurut Notoatmodjo (2003), Pendidikan secara umum adalah segala upaya yangdirencanakan untuk mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan seseorang untukmemahami sesuatu, juga mempengaruhi sikap dan tindakan dalam melaksanakankegiatan. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin besar kemampuannyauntuk menyerap dan menerima informasi sehingga pengetahuan dan wawasan lebihluas.Hasil penelitian ini sesuai denganteori Ronald (2010) yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhidalam pemilihan alat permainan adalah pengetahuan. Dalam memilih alat permainantidak terlepas kaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua,terutama ibu, yang menjadi orang terdekat dan pendidik pertama di dalamlingkungan keluarga. Hal ini menjadi penting karena idealnya, jika pengetahuanterhadap alat permainan baik maka dalam memilih, tidak akan sembaranganmelainkan akan lebih selektif, baik dilihat dari segi keamanan benda/alatbermain, bentuk yang dapat merangsang perkembangan, warna, dan manfaatnya.Begitu juga sebaliknya jika pengetahuan terhadap alat permainan kurang makadalam pemilihannya pun tidak terlalu selektif sehingga pertumbuhan danperkembangan anak menjadi tidak optimal.Hasil diatas sejalan dengan yangdikemukakan Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitifmerupakan domain yang penting untukterbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuansangat erat sekali hubungannya dengan perilaku, karena segala sesuatu yangdidapat melalui proses penginderaan dapat diapresiasikan kedalam tindakan.Dari hasil penelitian menyatakanbahwa sebagian besar responden yang tepat dalam memilih alat permainan denganpengetahuan yang baik sebesar 52,5%. Penelitian terkait yang dilakukanPrasetyaningrum (2009) tentang pemilihan alat permainan diperoleh sebesar 70%sudah tepat dalam memilih alat permainan dengan pengetahuan yang baik.penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemilihanalat permainan anak dengan p value 0,001.Hal ini dikarenakan sebagian besar ibu sudah mendapat pengetahuan mengenai alatpermainan melalui penyuluhan yang sering dilakukan oleh pihak PAUD.Selain itu penelitian yang dilakukanDewi (2008) mengatakan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu tentang pemilihan alatpermainan edukatif dengan tingkat perkembangan motorik halus pada anak dengan pvalue 0,01. Menurut pendapat Musbikin(2010), Alat permainan dikatakan tepat jika mengandung unsur edukatif didalamnya dan sesuai dengan usia tumbuh kembangnya. Alat permainan mempunyaiperanan penting sebagai stimulus dalammengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Hasil penelitian Hurlock(1999) dalam Suyadi (2009), mengatakan bahwa alat permainan yang diberikan saatbermain dapat merangsang perkembangan yang utuh baik secara kognitif, motorik,intelektual, sosial, moral, dan emosional.Penelitian lain yang sejalandikemukakan Wardani (2009) yang mengatakan ada hubungan antara pengetahuan ibu tentangstimulasi perkembangan pada alat permainan anak dengan perkembangan anak. Salahsatu proses perkembangan anak adalah perkembangan anak karena merupakan awaldari kecerdasan dan emosi sosialnya. Tumbuh kembang anak terdiri dari beberapatahapan dimana setiap tahapan mempunyai ciri tersendiri salah satunya adalahusia prasekolah. Peran seorang ibu khususnya sangat penting dalam menentukanperkembangan anak, sehingga ibu harus memiliki pengetahuan tentang stimulasiperkembangan anak.Pemilihan alat permainan bagi anak merupakanhal yang penting sebagai stimulasi awal untuk tumbuh kembangnya. Dengan adanyapengetahuan atau informasi diharapkan kepada para ibu dapat lebih selektifdalam memilih alat permainan yang tepat bagi anak.Pengetahuan terhadap pemilihan alatpermainan juga tidak hanya dimiliki oleh orang tua melainkan juga harusdimiliki oleh guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Karena pendidikan nonformal juga harus mendapatkan informasi yang tepat tentang penggunaan alatpermainan yang merupakan hal yang paling penting dalam kegiatan belajar-mengajardi PAUD.Berdasarkan Angka Partisipasi Kasar(APK) PAUD tahun 2010 mencapai angka 53,9% dari 29,8 juta anak sudahmendapatkan pendidikan awal bagi anaknya melalui PAUD (Ronald, 2010). Hal inimenunjukkan bahwa sebagian besar orang tua masih mengandalkan PAUD sebagaisalah satu tempat belajar anak untuk usia dini. Sedangkan proses belajar anakbukan hanya di PAUD melainkan di rumah sendiri dan hal ini akan terjadi setelahmengikuti kegiatan di PAUD. Karena orang tua adalah guru pertama bagi anak-anakdi keluarga, maka guru PAUD adalah pendidik kedua setelah orang tua kandung.Baik guru pertama dan kedua mempunyai peranan penting dalam optimalisasiperkembangan anak. Oleh karena itu diantara keduanya harus mempunyai persepsiyang sama, terutama dalam hal bermain karena masih banyak persepsi orang tuayang menganggap bermain dengan sebelah mata. Standar PAUD yang efektif adalah yangmenjadikan kegiatan bermain sebagai basis belajar-mengajar (Suyadi, 2009). Olehkarena itu guru PAUD harus mempunyai kompetensi bermain yang memadai.Kompetensi tersebut dikenal dengan istilah 3-ber yaitu bermain, bernyanyi,dan bercerita (Sarbiran, 2009). Kompetensi 3-ber tersebut hampir tidakdimiliki oleh orang tua. Oleh karena itu guru PAUD lah yang harus melengkapikekurangan dari orang tua. Walaupun demikian masih banyak guru-guru yangmemiliki kemampuan terbatas meskipun mereka bisa bermain, bernyanyi danbercerita tetapi koleksi jenis permainan, lagu-lagu, dan cerita masih terbatassehingga hanya mengulang-ulang permainan yang menyebabkan anak menjadi bosan.Di PAUD Basoka Sukarame Palembang pemberian informasimengenai stimulasi anak masih dilakukan walaupun masih sangat jarang sekaliterutama untuk alat permainan anak. Hal ini dikarenakan masih kurangnyakemampuan pendidik PAUD yang masih sedikit mempunyai kompetensi 3-ber danpengetahuan yang lebih luas tentang alat permainan.
6.2.2.2 Sikap Ibu Terhadap Pemilihan Alat PermainanDi PAUD Basoka Sukarame Palembang Tahun 2011Dari hasil analisis proporsididapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara sikapdengan pemilihan alat permainan. Sikap yang dimiliki oleh ibu akan mempengaruhibagaimana perilakunya dalam memilih alat permainan anak. Hal ini tidak terlepas kaitannyadengan pengetahuan yang dimiliki oleh ibu karena pengetahuan merupakan dasarseseorang untuk bersikap (Rekawati, 2002). Daripengetahuan yang berisi informasi tersebut, akan direspon oleh sikap. Untukterbentuknya suatu perilaku, sikap dapat dipengaruhi oleh faktor lain sepertilingkungan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa dan lainsebagainya. Semakin banyak pengetahuan yang baik diterima oleh ibu tentang alatpermainan anak usia 1-3 tahun maka cenderung menimbulkan sikap yang positif.Oleh karena itu, dengan didukung faktor-faktor lain yang mempengaruhi sikaptersebut, diharapkan timbul perilaku/tindakan yang baik pula dari ibu dalammemilih alat permainan yaitu lebih selektif dan tidak sembarangan dalam memilihalat permainan, sehingga stimulasi yang diberikan melalui alat permainan yangtepat dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Pada dasarnya sikap tidak bisa terbentuksendiri karena banyak faktor yang mempengaruhi yang akan menentukan perilaku. Sebelum timbul perilaku di dalamdiri seseorang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni dari informasi yangdiketahui, kemudian akan timbul rasa ketertarikan sehingga mulai menyadari danmendalami informasi tersebut. Setelah itu informasi yang diterima akanditimbang melalui respon yang berupa sikap terdiri dari aspek positif dannegatif. Tahap akhir dari proses ini akan menimbulkan suatu perilaku yangdidasari atas sikap yang terbentuk (Azwar, 2005).PendapatRekawati (2002) mengatakan bahwa pengetahuan merupakan dasar seseorang untukbersikap. Sebagian besar pengetahuan responden baik sehingga sangat mendukunguntuk bersikap positif terhadap perilaku dalam memilih alat permainan yangtepat.Padapenelitian selanjutnya, Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),menyimpulkan bahwa perilaku yang melalui proses seperti diatas dan didasarioleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifatlanggeng (long lasting) namunsebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran,maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama.Hal ini berkaitan dan sesuai denganpendapat Notoamodjo (2003) dan Walgito (1992). Notoatmodjo mengemukakan bahwasikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang baik atau buruk terhadapsuatu objek. Lebih jelasnya bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objekdilingkungan tertentu sebagai suatu pengetahuan objek. Jadi dengan adanya sikapburuk maka ada reaksi yang buruk pula terhadap objek. Walgito mengatakan sikap merupakanhal yang penting karena memiliki konsep dasar tertentu yang dipilih dan akanmempengaruhi dalam tindakan. Apabila individu memiliki sikap yang positifterhadap stimulus atau objek kesehatan maka ia akan mempunyai sikap yangmenunjukkan atau memperlihakan, menerima, mengakui, menyetujui sertamelaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu tersebut berada,sebaliknya bila ia memilki sikap yang negatif , maka akan memiliki sikap yangmenunjukkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlakudimana individu tersebut berada.Hal ini juga sejalan denganpenelitian Prasetyaningrum (2009) tentang pemilihan alat permainan yangmengatakan bahwa ada hubungan sikap ibu dengan pemilihan alat permainan anakdengan p value 0,01. Hasil penelitianini sesuai dengan teori Ronald (2010) yang mengatakan bahwa salah satu faktoryang mempengaruhi dalam pemilihan alat permainan adalah sikap. Sikap juga mempengaruhi dalampemilihan alat permainan. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baikterhadap alat permainan belum tentu akan mencerminkan sikap yang baik pula.Oleh karena itu dalam melakukan pemilihan alat permainan dibutuhkankeseimbangan antara pengetahuan yang dimiliki dengan sikap. Selain itu penelitian yang dilakukanRossita (2009) mengatakan bahwa ada hubungan antara sikap dan keaktifan ibudengan pemberian stimulasi yang tepat melalui alat permainan pada anak. Berbagaidata dan penelitian menyatakan bahwa bermain dengan menggunakan alat bantu 70%lebih efektif dibandingkan dengan tidak menggunakan alat bantu untukperkembangan otak anak di 3 tahun pertama usianya (Bermain Stimulus, 2010). Hasil penelitian Hurlock (1999) dalamSuyadi (2009), mengatakan bahwa alat permainan yang diberikan saat bermaindapat merangsang perkembangan yang utuh baik secara kognitif, motorik,intelektual, sosial, moral, dan emosional. Menurut Suherman (2010), Penggunaanalat bantu dalam kegiatan bermain pada usia 1-3 tahun dapat menjadi stimulusyang sangat diperlukan untuk merangsangperkembangan kognitif, motorik, kecerdasan, bahasa, dan adaptasi sosial. Alatpermainan mempunyai peranan penting sebagai stimulus dalam mengoptimalkan pertumbuhan danperkembangan anak. Sikap yang dimilki oleh orang tuasebaiknya diiringi dengan pengetahuan yang baik terhadap alat permainan anaksehingga dalam pemilihannya pun tepat sesuai dengan usia dan pertumbuhan sertaperkembangan anak pun menjadi optimal. Sebagian besar responden berpendapatbahwa untuk memiliki alat permainan hanya bisa di dapat dengan cara membeli.Padahal alat permainan didapat tidak harus dengan dibeli tetapi dapat denganmembuat sendiri.


.


BAB VIISIMPULAN DAN SARAN
7.1 SimpulanBerdasarkan hasil penelitian yangdilakukan pada ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun di PAUD Basoka SukaramePalembang dapat disimpulkan sebagai berikut :
7.1.1. Sebagian besar ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun di PAUDBasoka sudah dapat melakukan pemilihan dengan tepat terhadap alat permainanuntuk anak usia 1-3 tahun yaitu sebesar 56,7%.7.1.2. Pengetahuan yang dimilki oleh ibu yang memiliki anak usia 1-3tahun di PAUD Basoka terhadap pemilihan alat permainan sudah baik sebesar53,3%. 7.1.3. Sikap yang dimiliki oleh ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun diPAUD Basoka tidak berbeda antara sikap positif dan negatif dengan masing-masingpersentase sebesar 50%.7.1.4. Pengetahuan dan sikap mempunyai hubungan yang bermakna terhadappemilihan alat permainan anak untuk usia 1-3 tahun dengan Confidence Interval (CI 95%).7.1.5. Dalam pemilihan alat permainan diperlukan peningkatan pengetahuan dan dukungan sikapyang positif dari orang tua sehingga pemilihan alat permainan anak usia 1-3tahun dapat dilakukan dengan tepat untukmenstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai usia.
7.2 Saran7.2.1Bagi Orang TuaDiharapkan kepada para orang tua untuk lebih meningkatkan pengetahuandengan mencari informasi tentang jenis permainan. Selain itu orang tuahendaknya juga aktif dan selektif dalam memberikan alat mainan yang sesuaidengan usia anak untuk perkembangan yang optimal.
7.2.2BagiPAUD Basoka Sukarame PalembangDiharapkan bagiinstitusi pendidikan khususnyapara pendidik PAUD untuk lebih aktif mensosialisasikan program-program bermainnyadengan menggunakan alat permainan untuk anak didik kepada orang tua anak. Danuntuk Pendidik diharapkan agar dapat meningkatkan kemampuannya dalambelajar-mengajar dengan memenuhi kompetensi 3-ber" (Belajar, Bermain, danBernyanyi).
7.2.3. Bagi Peneliti Yang Akan Datang peneliti menyarankan agar penelitiyang akan datang yang ingin melakukan penelitian serupa diharapkan lebihmengembangkan variabel independen dan variabel dependen serta menyempurnakanpenelitian ini terutama dalam desain penelitian yang akan digunakan dengansampel yang lebih besar sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih valid.




















DAFTAR REFERENSI

Adelar, D. (2010). Pentingnya Sikap dalam Pertumbuhan danPerkembangan Anak Balita. Yogyakarta: Delta Books

Anwar, M. (2003). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta : Salemba Medika

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, J. (2005). Teori Sikap Mempengaruhi Perilaku.Jakarta : Teniko Studi
Bermain Stimulus Ampuh LatihKecerdasan. 27 Agustus2010. http://www. bermain-stimulus-ampuh-latih-kecerdasan-serta-kreativitas-anak.html

Dewi, E. (2010). Stimulasi Optimal Pertumbuhan danPerkembangan Anak Balita. Yogyakarta: Delta Books

Hastono, S. (2001). Analisis Data. Jakarta : FKM Universitas IndonesiaHidayat,A. (2005). Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Salemba Medika . (2007). PengantarIlmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika

. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik PenulisanIlmiah. Surabaya: Salemba Medika . (2009). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba MedikaIsmail, A.(2009). Education Games. Yogyakarta:Pro-U MediaMahmud.(2010). Bermain Cerdaskan Emosi Anak.Jakarta : Salemba Medika Mahyub, M. (2010). Pengaruh Pendidikan Dan Pengetahuan. 2Juli 2011. http://www.pengaruh-pendidikan-pengetahuan/penelitian/25/11/-//ed.1/html.

Musbikin,I. (2010). Buku Pintar Paud. Jakarta: LaksanaNarendra, F. (2002). Stimulasi Tumbuh Kembang Balita.Jakarta: X-Widya Dharma
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta
. (2007). Konsep Perilaku Kesehatan Dan Promosi Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Rineka Cipta

. (2010). MetodelogiPenelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
. (2010). Konsep Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi PenelitianIlmu Keperawatan. Surabaya : Salemba Medika
Prakoso. (2009). Stimulasi Anak Usia Dini (Panduan PraktisBagi Ibu dan Calon Ibu). Bandung : Alfabeta
Prasetyaningrum, T. (2009).Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan KualitasHidup Anak. Jakarta: Yrama Widya

Rekawati, D. (2002). Teori Sikap Mempengaruhi Perilaku. 02Juli 2011. http://www.teori-sikap-mempengaruhi-perilaku/2/33/.html.
Ronald. (2010). Pola Asuh dan Peran Orang Tua bagi Anak.Jakarta : Rineka Cipta
. (2006). Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup,Mendidik, dan Mengembangkan Moral Anak. Bandung : Yrama Widya

Rossita, K. (2009). Penelitian Sikap dan Keaktifan Ibu dalamStimulasi anak dengan Alat Permainan. 03 Juli 2011. http://www.penelitian-sikap-keaktifan-ibu-dalam-stimulasi-anak-dengan-alat-permainan-02234//ed.2//.html.


Sriamin.(2006). Memahami Bermain dan PermainanAnak. Jakarta: PuskindoSriamin. (2006). Indonesia Urutan Terendah. 30 Juni 2006.http:/www.Indonesia-Urutan-Terendah-dalam-Riset-Kemampuan-Fisik-dan-Bermain-Anak.html
Soekresno . (2007). Alat Permainan Edukatif Eds.2. Surabaya : Red BirdSoetjiningsih. (2006). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGCSudono. (2009). Permainan anak yang Mencerdaskan. Jakarta : Medika cakraSuherman, S. (2010). Instrumen Anak Pengembang Kreativitas.Jakarta : Salemba Medika
Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Surjadi, G. (2005). Stimulasi Untuk Perkembangan Anak Usia Dini.Jakarta: Wing Life
Suyadi. (2009). Permainan Edukatif Yang Mencerdaskan.Yogyakarta: Power Books (INDINA)

Wardani, S. (2009). Pengaruh Pengetahuan terhadap Pemilihan AlatPermainan Anak. )3 Juli 2011. http://www.pengaruh-pengetahuan-terhadap-pemilihan-alat-permainan-penelitian-2315//ed.3//html.

5 komentar: Postingan LamaBerandaLangganan:Postingan (Atom)Andestal FcMengenai SayaSENDY ANDESTALlahat, sum-sel, IndonesiaNama :Sendy FirmansyahTTl :Tj Alam,19 Okt 1990Hobby :(FutsalFootbal)Bintang:LibraLihat profil lengkapkuArsip Blog 2011(32) 04/24 - 05/01(2) 05/01 - 05/08(8) 05/08 - 05/15(8) 05/15 - 05/22(1) 06/05 - 06/12(2) 06/12 - 06/19(1) 06/26 - 07/03(1) 07/24 - 07/31(9) 2012(2) 02/05 - 02/12(1) 11/11 - 11/18(1) 2013(1) 02/17 - 02/24(1)BAB II
SeKiA. Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

TAGS:sendyandestal 

<<< Thank you for your visit >>>

Websites to related :
Stanford Secure Computer Systems

  keywords:
description:
This is the home page of the Stanford Secure Computer Systems group (a part of the Stanford Computer Science Departme

home.acceleration.net

  keywords:
description:

Ms. M's Lit Corner - Home

  keywords:
description:
Ms. M's Lit Corner Home Mandatory MLA Paper Format Helpful Websites

Manhunt

  keywords:Manhunt、男同性恋、男同交友、男同性爱、视频聊天、男同个人广告、在线交友、Online Buddies
description:随时随地结交任何同志。加入世界最佳同志交

World Economics - The Global Aut

  keywords:
description:

Lyžování, sněhové zpravodaj

  keywords:ubytování lyžování památky koupání wellness dovolená beskydy javorníky valašsko těšínské beskydy
hostýnské vrchy zlínsko t

Longfellows Garden Center - Cent

  keywords:
description:Centertown, MO
Longfellows Garden CenterCentertown, MO About Visit Us Our Staff Loyalty Club All N One All N One Services C

Using Georgia Native Plants

  keywords:
description:
Using Georgia Native Plants Sunday, October 24, 2021 SERNEC Portal Another Tool for Id HelpH

CNC Cutting Solutions

  keywords:
description:
Call 800.952.BITS
or 800.952.2487 We're back on business. You can now order us online. Please email us fir

The Ultimate Gothic Blog | Read

  keywords:
description:
The Ultimate Personal Blog of Gothic Definition and Meaning Welcome to Bedofnailz , bed of nails - a personal gothic horror sto

ads

Hot Websites